Ternyata Serat Nanas Bisa Jadi Bahan Sandang Berkualitas Tinggi Sinergi Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih dan PT Serat Nanas Indonesia
Prabumulih, KabaRakyatsumsel.co.id--Tak banyak yang tahu bahwa daun nanas Prabumulih ternyata menjadi bahan sandang tekstil berkualitas tinggi bahkan disebut sebagai Green Sutera.
Dari daun nanas yang dioleh diambil seratnya kemudian direndam dengan cairan ramah lingkungan selama tiga hari untuk menghilangkan getahnya kemudian serat tersebut dicacah dan dipintal menjadi benang dan menjadi bahan sandang tekstil berkualitas ekspor.
Hal ini terungkap dalam pembukaan Pelatihan Pembuatan Staples Fiber yang digelar oleh Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih dan PT Serat Nanas Indonesia Temanggung Jawa Tengah di kantor sekaligus showroom Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih di Jalan Belitung Kelurahan Gunung Ibul Prabumulih, Selasa (17/6/2024).
Pelatihan yang diikuti oleh anggota Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih ini berlangsung selama tiga hari dan bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis cara pengolahan daun nanas menjadi serat nanas hingga diolah menjadi kapas fiber berkualitas tinggi.
Hadir dalam kegiatan ini Walikota Prabumulih diwakili Pelasana Harian Asisten I Setda Kota Prabumulih Hj Reni Indriani Fikri, Manager Area PT Pertamina Gas Area Sumatra bagian Selatan Andre Tobing, Dirut PT Serat Nanas Indonesia Ida, Ketua KADIN Kota Prabumulih Rudiansyah ST serta anggota Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih.
Agus Zaldi Ketua Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih menyatakan usaha pengolahan serat Nanas dari daun nanas jenis Queen berawal dari limbah daun nanas di Prabumulih.
"Prabumulih dikenal dengan penghasil nanas berkualitas namun limbah daun nanas sebelumnya tak pernah diolah untuk dijadikan produk bernilai ekonomis sehingga saya dan beberapa orang yang peduli dengan limbah ini mencoba mengolah menjadi serat sehingga menjadi bahan sandang tekstil," jelas Agus. Ia menambahkan pelatihan ini pertama kali dilakukan di Indonesia.
Ternyata berkat kegigihan dan usaha tak pernah lelah, hingga membuahkan hasil dan hasil olahan limbah ini dilirik oleh PT Serat Nanas Indonesia yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah dan diolah menjadi serat Fiber.
Bahkan ia tak menyangka bahwa olahan ini diminati pihak luar negeri bahkan ia diajak untuk pameran di Libya dan selanjutnya ke Turki.
Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih saat ini mampu memproduksi 500 kg hingga 1 ton serat Nanas
"Bantuan dari PT Pertamina Gas Area Sumatra Selatan juga saat mendukung dengan memberikan bantuan alat mesin pengupas daun nanas, serta mesin pencacah sehingga saat ini kami siap memproduksi serat nanas untuk memenuhi kebutuhan PT Serat Nanas Indonesia untuk dijadikan serat Fiber da menjadi bahan sandang tekstil berkualitas ekspor," papar Agus.
Walikota Prabumulih H Arlan diwakili Pelasana Harian Asisten I Setda Kota Prabumulih Hj Reni Indriani Fikri mengatakan Pemerintah Kota Prabumulih mendukung serta mendorong usaha kreatif terutama pemanfaatan limbah daun nanas ini menjadi produk berkualitas dan bernilai ekonomis tinggi.
"Upaya seperti ini selalu kita dorong selain menjadikan limbah menjadi produk bernilai ekonomis serta peningkatan kehidupan petani Nanas Prabumulih dan sekitarnya serta penyerapan tenaga kerja. Bahkan kita mendorong pihak PT Serat Nanas Indonesia agar mendirikan pabrik di Kota Prabumulih, " ujar Hj Reni.
Ditempat yang sama, Manager Are PT Pertamina Gas Area Sumatra Selatan Andre Tobing mengatakan pihaknya mensupport penuh apa yang dilakukan Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih ini."Ini merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan dan sesuai misi yang sama antara Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih ini dengan Pertamina Gas.Dukungan kita selain membantu mesin sebagai alat kerja juga memberikan pendampingan serta menjembatani antara Koperasi Produsen MIWA Pineapple Prabumulih ini dengan melakukan bantuan pemasaran serat nanas ini. Juga membantu ekspert dibidang pengolahan daun nanas ini menjadi serat atau kapas fiber," papar Andre.
Direktur PT Serat Nanas Indonesia Ida saat ditanya bagaimana proses pengolahan daun nanas ini menjadi serat atau kapas fiber mengatakan proses awal adalah pengupas daun nanas untuk diambil seratnya, kemudian serat tersebut direndam dengan cairan organik yang disebut Bio Deganing untuk menghilangkan getah selama tiga hari kemudian dikeringkan lantas dicacah dan dipintal menjadi kapas nanas.
"Kualitas olahan serat ini dari daun nanas jenis Queen di Prabumulih ini sangat bagus. Setelah menjadi kapas nanas, produk turunannya menjadi bahan tekstil baik sutera, katun dan sebagainya. Kapas nanas ini selain menjadi benang juga bisa menjadi bahan kulit organik atau green leather, bahan busa filter rokok serta fiber rangka mobil," tutur Ida.
Produk olahan kapas ini juga sudah dilirik luar negeri dan pihaknya sudah diajak pameran ke Libya dan Turki.
"Pelatihan ini pertama dan satu satunya di Indonesia," lanjutnya.(Bambang)



